Sabtu, 15 Juni 2013

Maryam Jamilah? Siapakah Dia?

Penulis perempuan muslim bernama Maryam Jamilah membuat saya penasaran. Sekitar satu tahun yang lalu, saya pernah melihat namanya sebagai penulis buku penentang feminisme. Tapi waktu itu saya tak begitu tertarik membaca, karena kalau nggak salah, tulisannya yang saya temui  belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dan, teman-teman saya tidak membahasnya saat ada diskusi di kelas. 

Saya tertarik ketika mendapatkan informasi tentangnya di novel kang Abik yang berjudul "Bumi Cinta". Bahwa, ternyata Maryam Jamilah awalnya adalah seorang Yahudi yang kemudian beralih menjadi muslimah. Sesuatu yang luar biasa menurut saya. Seorang Yahudi? Masuk Islam? Koq bisa? Begitulah pemikiran yang ada di kepala saya waktu itu.


Tatkala beberapa hari yang lalu silaturrahim ke rumah ustadz Imam Akbar di rumahnya, saya melihat di rak buku ustadz Imam ada buku yang ditulis oleh maryam Jamilah. Waw, akhirnya saya pun meminjam buku tersebut. Ustadz Imam juga meminjami saya buku Maryam Jamilah yang lain. Isinya tentang teks surat antara Maryam Jamilah dengan Abu A'la Al-Maududi. Adapun buku pertama yang saya lihat  berjudul "Islam dan Moedernisme".

Subhanallah, luar bisa. Dari buku yang menyertakan surat-surat antara maryam jamilah dan Al-Maududi saya tahu banyak hal. Seolah-olah saya sedang membaca novel atau cerpen. Cuma bedanya, ini benar-benar terjadi. Luar biasa.

Maryam Jamilah ternyata orang Yahudi Amerika yang kemudian masuk Islam, karena dia melihat ajaran Islam lebih hebat, komplit, luar biasa, dan lain-lain. Uniknya, sebelum masuk Islam pun, dia sudah membela Islam melalui tulisan-tulisannya di berbagai media. Ya, sebelum masuk Islam dia sudah bertemu dengan orang-orang Islam liberal di Amerika. Dia tidak setuju dengan pemikiran mereka. Dia sering menulis surat dengan orang-orang Islam untuk mendiskusikan banyak hal tentang Islam. Sampai akhirnya, dia "bertemu" dengan Al-Maududi melalui surat. Dia banyak bertanya dan berdiskusi. Hingga akhirnya, dia menuruti ajakan Al-Maududi untuk hijrah ke Pakistan, tempat Al-Maududi berada. Hal ini dia lakukan setelah mendapat izin dari orang tuanya.

Di Pakistan inilah, Maryam Jamilah yang awalnya bernama Margaret Marcus, semakin aktif berkarya. Buku-bukunya yang sebagian besar berisi kritikan terhadap liberalisasi/modernisasi pemikiran Islam. Uniknya, karya-karyanya diterbitkan oleh suaminya sendiri yang memiliki kantor penerbitan di Pakistan.

Tulisan-tulisannya tajam setajam pedang, menguliti kebobrokan orientalis dan kaum liberalis (modernis). Ia pun disejajarkan dengan intelektual muslim lainnya. Padahal, dia tak punya gelar apapun karena terpaksa berhenti kuliah selama di Amerika Serikat disebabkan penyakait yang dideritanya.

Subhanallah. Sosok yang inspiratif dan patut diteladani. Berdasarkn informasi yang saya dapatkan di internet, Allah telah memanggilnya pada tanggal 31 Oktober 2012. Semoga Allah menyelematkannya dari azab neraka dan memasukkannya ke dalam surga. Amiin.




Panceng, Gresik, Sabtu 15 Juni 2013

0 komentar:

Posting Komentar