Apa
sih yang dimaksud dengan capek psikologis? Mungkin kata-kata itu yang terbenak
dalam pikiran kita ketika membaca judul di atas. Istilah ini memang unik dan
kayaknya tidak akan ditemukan di kamus lengkap bahasa Indonesia sekalipun. Saya
pun baru mengetahui istilah ini dari salah satu inspirator hidup saya.
Istilah
ini muncul ketika saya konsultasi dengan “sang inspirator” tersebut. Setelah
saya menyampaikan unek-unek yang ada di hati, beliau pun menyampaikan bahwa
sebenarnya capek psikologis itu perlu diwaspadai, karena bisa jadi itu yang
sering menyerang kita. Kalau capek fisik gampang solusinya, yaitu dengan tidur
misalnya. Tapi kalau capek psikologis, ini yang susah.
Capek
psikologis menurut beliau terjadi ketika kita tidak enjoy terhadap pekerjaan
kita. Kita tidak menikmati apa yang kita lakukan. Hal itu akan menyebabkan
motivasi yang ada dalam dada berkurang dan akhirnya lenyap diterbangkan angin
kemalasan.
Di
antara penyebab capek psikologis ialah kita terpaksa melakukan sebuah
pekerjaan. Kita tidak melakukan dengan tulus. Kita tidak mengharapkan ridha
Allah, tapi ridha manusia. Padahal kalau terlalu berharap kepada manusia
kekecewaanlah yang akan muncul. Sehingga dari ketidaknyamanan itulah yang akan
membuat psikologis dan pikiran kita capeh, letih, dan lunglai tak berdaya.
Jadi
sudah ada titik terang sekarang. Cara agar tidak capek psikologis ialah, kita
berusaha menyenangi aktivitas yang
menjadi amanah dan kewajiban kita. Mudah-mudahan kita termasuk yang terselamatkan
dari capek psikologis. Semoga, ;)
Surabaya,
12 Januari 2016