Seorang
muslim layak dikatakan sebagai pemeluk agama Islam apabila 5 rukun Islam
telah dilakukan. Bersyahadat, shalat, membayar zakat, berpuasa, dan berhaji
jika mampu. Namun tidak sedikit yang kemudian terkesan menyepelekan sebagian
dari rukun Islam tersebut. Misal, tidak mau membayar zakat. Padahal, di zaman
Abu Bakar RA orang-orang yang enggan membayar zakat diperangi. Mengapa?
Karena zakat adalah bagian dari rukun Islam yang posisinya sangat
fundamental, dan orang yang menyepelekan rukun Islam terancam menjadi murtad
dan kafir. Maka dari itu, seorang muslim wajib membayarkan zakatnya; baik
zakat fitrah atau zakat maal kepada yang berhak mendapatkan. Pertanyaannya, siapakah
orang-orang yang berhak menerima zakat?
|
Rabu, 13 Agustus 2014
Siapakah yang Berhak Menerima Zakat?
Selasa, 12 Agustus 2014
Masih Mau Meninggalkan Dakwah?
Manusia
adalah makhluk yang sering salah, lupa dan terombang-ambing. Terkadang berada
dalam posisi positif dan baik, namun juga terkadang dalam posisi negatif dan
jelek. Dari situ kemudian dibutuhkan kegiatan saling mengingatkan agar kembali
ke jalan yang lurus.
Pertanyaannya,
siapakah yang akan mengingatkan? Siapakah yang akan menunjukkan ke jalan yang
lurus? Siapakah yang akan mengarahkan ke alamat yang benar? Jawabannya adalah
para da’i. Namun jangan salah, mereka yang disebut da’i bukan hanya ustadz atau kiai. Yang disebut
da’i adalah siapa saja yang melakukan kegiatan atau aktivitas seorang da’i.
Jadi siapapun bisa disebut da’i, termasuk anak kecil sekalipun. Bahkan, bagi
yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka harus menjadi da’i.
Rasulullah Saw bersabda, “ballighuu ‘annii walau aayah”. “Sampaikanlah
(dakwah) walau hanya satu ayat” (Al-Hadits). Perintah Rasulullah Saw ini
bersifat umum, siapapun, tidak hanya ustadz atau kiai. Jadi, kita semua
(muslim) adalah da’i.
Namun
biasanya banyak di antara kita yang kemudian enggan berdakwah dengan alasan
dirinya belum baik dan belum layak menjadi da’i. Ada juga yang beralasan takut
terkena ayat 2-3 dari surat Ash-shof. Allah berfirman, “Wahai orang-orang
yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang kalian tidak lakukan. Sungguh
besar kebencian di sisi Allah. Kalian mengatakan apa yang kalian tidak lakukan”.