Senin, 23 Januari 2017

Mau Hidup Tenang?

Setiap orang pasti ingin tenang dalam menghadapi kehidupan. Tak ada seorang pun yang ingin hidupnya penuh dengan kecemasan dan kegelisahan. Nah, saya menemukan sebuah tips yang disampaikan oleh da’i nasional, Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym saat mengisi ceramah di Korea Selatan.

Agar hidup tenang, kata Aa Gym, ada rumusnya. Rumus tersebut ia singkat menjadi PTD. P adalah Pengetahuan. T adalah Terlatih. D adalah Dzikrullah.

Rumus pertama adalah P alias Pengetahuan. Mengapa pengetahuan akan menjadikan hidup seseorang tenang? Aa Gym pun membuat sebuah contoh. Misal ada dua orang yang pergi ke sebuah hutan. Orang pertama sudah pernah ke hutan tersebut. Ia tahu apa saja yang ada di hutan. Namun orang yang kedua belum pernah alias tidak tahu sama sekali tentang hutan tersebut. Karena tidak tahu, orang kedua pun merasa panik. Dia pun membawa air yang sangat banyak karena khawatir kehabisan air. Namun orang pertama santai. Dia tidak bawa air. Karena dia tahu bahwa mereka akan melewati sebuah mata air yang sangat jernih. Jadi dia tidak perlu repot-repot membawa air.

Begitu juga ketika ada babi hutan, orang pertama sangat ketakutan. Panik luar biasa. Sedangkan orang kedua tenang saja, karena dia tahu cara menghindari babi hutan. Dia tahu, bahwa babi hutan hanya berjalan lurus tidak mungkin berbelok. Maka dia cukup berbelok untuk menghindari babi hutan. Namun orang pertama berlari lurus. Dia tidak tahu ilmu menghindari babi hutan. Akhirnya dia dikejar terus oleh si babi hutan.

Begitulah manfaat pengetahuan atau ilmu. Ia menjadikan hidup manusia tenang. Maka agar hidup tenang, carilah ilmu sebanyak-banyaknya. Baca buku, majalah, buletin, ataupun artikel bermanfaat untuk kehidupan. Ikuti majelis ta’lim, seminar, workshop, atau pelatihan.

Rumus kedua adalah T alias Terlatih. Maksudnya, kita hendaknya menjadikan apa-apa yang tidak senangi sebagai latihan. Misalnya, ada orang yang mengejek kita, maka anggap saja itu sebagai latihan sabar untuk kita. Toh, kalaupun orang lain mengejek wajah kita, misalnya, wajah tersebut tidak akan berubah dan harta kita tidak akan berkurang. Ejekan yang dia lontarkan tidak memiliki efek apa-apa.

Hanya saja, biasanya kita mengharapkan penghargaan dan pujian dari orang lain. Sehingga ketika diejek, penghargaan dan pujian tak lagi dimiliki. Kita pun jengkel karena tidak mendapat penghargaan dan pujian.

Nah, ketika ada yang mengejek ataupun saat ada hal-hal yang tidak menyenangkan, kita jadikan itu semua sebagai latihan. Latihan dan latihan hingga terlatih. Kalau sudah terlatih, hidup akan tetap enjoy dan menyenangkan.

Rumus ketiga adalah D alias Dzikrullah. Berdzikir kepada Allah. Mengingat Allah. “Alaa bidzikrillah, tathmainnul qulub”, “Hanya dengan mengingat Allah, maka hati akan tenteram”, firman Allah dalam kalam suci-Nya. Jadi, dzikir adalah obat penenang yang sangat ampuh bagi kita. kalau mau tenang, mau hendaknya kita berdizikir sebanyak-banyaknya.

Ada yang mau menerapkan rumus ini? Silahkan. Semoga berhasil. :)

Surabaya, 23 Januari 2017