Senin, 06 Juni 2016

Ramadhan dan Kesungguhan

Tahukah anda, kapan perang badar dilaksanakan. Ya, anda benar. Perang badar tepat dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Jadi kondisi lapar dan haus karena melaksanakan puasa bukanlah sebuah alasan untuk bersantai ria. Justru pada saat itulah perjuangan dan usaha yang bersungguh-sungguh dipraktekkan oleh generasi terbaik, Rasulullah dan para sahabat.

Sebagaimana diketahui, bahwa perang badar adalah perang penentu. Kalau menang, maka Islam akan jaya. Kalau kalah, Islam akan semakin diinjak-injak. Maka selain doa yang dipanjatkan dengan kesunngguhan luar biasa, pertempuran gigih nan perkasa ditunjukkan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat. Hebatnya, hal itu mereka lakukan dalam kondisi perut kosong dan kerongkongan tercekat karena kehausan. Fisik boleh lemah, perut boleh lapar, namun jiwa dan ruhani mereka kuat dan iman mereka kenyang. Sehingga pertempuran sengit dan keras merka tunjukkan di hadapan Rabbul Izzati.

Jika demikian halnya yang dilakukan nabi dan para sahabat pada saat Ramadhan, maka ironis sekali jika seorang muslim mengisi Ramadhannya dengan tidur, bersantai ria, dan tak banyak melakukan aktivitas kebaikan. Kalau memang mengaku umat nabi Saw, tentunya kita akan mencontoh apa yang beliau lakukan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan melakukan aktivitas dengan bersungguh-sungguh dalam bulan Ramadhan.

Namun yang harus digaris bawahi, niatkan pekerjaan kita itu untuk Allah agar tidak sia-sia. Tujuannya benar, yaitu berusaha mencontoh Rasulullah dan para sahabat, bukan karena ingin dipuji dan dikatakan orang hebat dan sholeh. Bukan. Kalau itu yang terjadi, maka harus siap merelakan pahalanya terbakar tak tersisa.

Semoga di bulan mulia ini kita mampu melakukan upaya dengan kesungguhan yang besar sebagaimana nabi dan para sahabat. Semoga kita mampu melipatgandakan usaha dan kesungguhan kita, jauh melebihi porsi kesungguhan di luar Ramadhan. Amiin.



Surabaya, 6 Juni 2016