Tahukah anda,
kapan perang badar dilaksanakan. Ya, anda benar. Perang badar tepat
dilaksanakan pada bulan Ramadhan. Jadi kondisi lapar dan haus karena
melaksanakan puasa bukanlah sebuah alasan untuk bersantai ria. Justru pada saat
itulah perjuangan dan usaha yang bersungguh-sungguh dipraktekkan oleh generasi
terbaik, Rasulullah dan para sahabat.
Sebagaimana
diketahui, bahwa perang badar adalah perang penentu. Kalau menang, maka Islam
akan jaya. Kalau kalah, Islam akan semakin diinjak-injak. Maka selain doa yang
dipanjatkan dengan kesunngguhan luar biasa, pertempuran gigih nan perkasa
ditunjukkan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat. Hebatnya, hal itu mereka
lakukan dalam kondisi perut kosong dan kerongkongan tercekat karena kehausan.
Fisik boleh lemah, perut boleh lapar, namun jiwa dan ruhani mereka kuat dan
iman mereka kenyang. Sehingga pertempuran sengit dan keras merka tunjukkan di
hadapan Rabbul Izzati.
Jika demikian
halnya yang dilakukan nabi dan para sahabat pada saat Ramadhan, maka ironis
sekali jika seorang muslim mengisi Ramadhannya dengan tidur, bersantai ria, dan
tak banyak melakukan aktivitas kebaikan. Kalau memang mengaku umat nabi Saw,
tentunya kita akan mencontoh apa yang beliau lakukan. Bagaimana caranya? Yaitu
dengan melakukan aktivitas dengan bersungguh-sungguh dalam bulan Ramadhan.
Namun yang
harus digaris bawahi, niatkan pekerjaan kita itu untuk Allah agar tidak
sia-sia. Tujuannya benar, yaitu berusaha mencontoh Rasulullah dan para sahabat,
bukan karena ingin dipuji dan dikatakan orang hebat dan sholeh. Bukan. Kalau
itu yang terjadi, maka harus siap merelakan pahalanya terbakar tak tersisa.
Semoga di
bulan mulia ini kita mampu melakukan upaya dengan kesungguhan yang besar
sebagaimana nabi dan para sahabat. Semoga kita mampu melipatgandakan usaha dan
kesungguhan kita, jauh melebihi porsi kesungguhan di luar Ramadhan. Amiin.
Surabaya, 6
Juni 2016