Selasa, 16 Desember 2014

Agar Shalat Menghasilkan Kebahagiaan

Saudaraku, banyak dari kaum muslimin tidak bahagia setelah melaksanakan shalat. Padahal, semestinya shalat mampu menghasilkan kebahagiaan. Maka dari itu, Prof. Ali Aziz M.Ag, Imam shalat taraweh di Afrika, Asia, dan Eropa, membuat buku berjudul “60 Menit Terapi Shalat Bahagia”.

Bagaiamana agar shalat menghasilkan membahagiaan? Menurut Prof. Ali Aziz, agar bisa bahagia setelah shalat seorang muslim hendaknya memahami dengan baik arti bacaan dalam shalat. Maka dari itulah, ia membuat formulasi khusus bagaimana seseorang yang tidak bisa bahasa arab bisa memahami bacaan shalat dengan baik yang berujung pada kebahagiaan.

Ada kalimat kunci yang harus kita hafalkan. Tapi jangan khawatir, kalimat kunci tersebut mudah dihafal kok. Kalimat kunci itu ialah, “SUBHAN TURUT HADIR di MASJID untuk AKSI SOSIAL”.

Ketika berdiri dan membaca al-fatehah, poin penting dari al-fatehah adalah Syukur, Bimbingan, dan Ketahanan Iman. 3 Poin penting ini kemudian disingkat menjadi SUBHAN.

Nah, kata beliau, bacalah al-fatehah sebagaimana biasanya. Akan tetapi setelah baca, jangan langsung pindah baca surat-surat pendek. Tapi ucapkanlah dalam hati doa-doa atau ungkapan pujian kepada Allah.

Untuk yang Syukur, ucapkanlah dalam hati: “Wahai Allah, aku bersyukur atas semua nikmat-MU”. Kalau yang bimbingan, “Bimbinglah aku dan keluargaku agar tetap di jalan yanga benar”. Adapun yang Ketahanan Iman: “Berilah aku ketahanan iman untuk melawan hawa nafsu agar selamat dari kesesatan dan murka-Mu”.

Ketika rukuk, poin pentingnya adalah TURUT (Tunduk dan Menurut). Contoh ucapan doa di hati untuk tunduk: “Wahai Allah, aku tunduk membungkuk kepada kehendak-Mu. Aku bertasbih dan menyerahkan hidup-mati, sehat-sakit, kaya-miskin, dan semua persoalan kepada-Mu”. Adapun contoh ucapan doa di hati untuk menurut: “Aku menurut kepada semua perintah-Mu. Ampuni dosa-dosaku”.

Ketika bangkit dari rukuk (i’tidal), hal pentingnya adalah HADIR (Hak Pujian dan Takdir Allah). Saran doa dari pak Ali untuk Hak Pujian adalah; “Hanya Engkau yang berhak dipuji. Ampunilah aku karena terlintas mengharap pujian manusia”. Adapun saran doa untuk Takdir Allah adalah; “Semua hal terjadi atas takdir-Mu. Aku ridha dan ikhlas menerimanya”.

Ketika sujud, inti maknanya adalah MASJID (Maaf, Sinar, dan Jiwa dan Raga). Doa yang bisa dipakai untuk maaf adalah; “Maafkan dosa-dosaku, bapak-ibu dan keluargaku”. Doa yang bisa dipakai untuk Sinar adalah; “Sinarilah hati, lidah, mata, dan telingaku agar selalu berbuat yang Engkau ridhai”. Adapun untuk Jiwa dan Raga doa yang bisa dipakai adalah; “Jiwa dan ragaku dalam kekuasaan-Mu. Aku serahkan hidup-mati, sehat-sakit, kaya-miskin, dan semua persoalan kepada-Mu”.

Ketika duduk antara dua sujud, artinya bisa disingkat menjadi AKSI (Ampunan, Kasih, Sejahtera, dan Iman). Maka doanya bisa begini, “Wahai Allah, berilah aku ampunan, kasih, sejahtera, dan iman”.

Dan yang terakhir, ketika tasyahud pertama dan kedua, poin penting dari bacaan-bacaan yang ada di dalamnya adalah SOSIAL (Sholawat, Persaksian, dan Tawakkal). Contoh doa untuk sholawat; “Sholawat dan salam untuk nabi Saw. Berikan aku kekuatan menyontoh akhlaknya”. Contoh doa untuk Persaksian; “Aku bersaksi, Tiada Tuhan Selain Engkau, dan Muhammad adalah utusan-Mu. Jadikan syahadat pegangan dan penutup hidupku”. Dan untuk contoh doa tawakkal adalah; “Aku serahkan hidup-mati, sehat-sakit, kaya-miskin dan semua persoalan kepada-Mu”.


Baiklah, semoga apa yang saya tuliskan ini bermanfaat. ;)


Surabaya, 8 Desember 2014


Kamis, 27 November 2014

Tentang Qira’at dan Qurra’

Saudaraku, saya akan menuliskan tentang Qiraat dan Qurra’ (para qari’). Tulisan ini saya ambil dari buku yang ditulis oleh Syaikh Manna’ al-Qththan dengan judul “Mabahis fii Ulumil Quran” yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul “Pengantar Studi Ilmu Al-Quran”.

Dalam buku tersebut diterangkan bahwa yang dimaksud dengan qira’at adalah salah satu madzhab pembacaan al-Quran yang dipakai oleh salah seorang imam qurra’ (imam qira’at) sebagai suatu madzhab yang berbeda dengan madzhab lainnya.

Qira’at itu bermacam-macam jenisnya. Setidaknya disebutkan oleh Manna’ al-Qaththan bahwa ada 6 macam qira’at. Tapi sebelum saya sebutkan keenam macam qira’at tersebut, terlebih dahulu mau saya sampaikan syarat-syarat qira’at yang shahih. Tidak apa-apa kan :)

Syarat yang pertama bahwa subuah qira’at dikatakan shahih adalah sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Syarat yang kedua adalah sesuai dengan salah sau mushaf utsmani, meskipun hanya sekedar mendekati saja. Syarat yang ketiga, isnadnya harus shahih, sebab qira’at merupakan sunnah yang diikuti yang didasarkan pada penukilan dan keshahihan riwayat.

Baiklah, tiba saatnya bagi saya untuk menyampaikan enam jenis qira’at. Siap-siap ya.

Pertama; Mutawatir. Yaitu qira’at yang dinukil oleh sejumlah besar perawi yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta. Sanadnya bersambung hingga penghabisannya, yakni Rasulullah Saw. Inilah yang umum dalam qira’at.

Kedua; Masyhur. Yaitu qira’at yang sanadnya shahih, tapi tidak mencapai derajat mutawatir, sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan rasm utsmani, serta terkenal di kalangan para ahli qira’at. Para ulama menyebutkan bahwa qira’at jenis ini termasuk yang dapat dipakai atau digunakan.

Ketiga; Ahad. Yaitu qira’at yang sanadnya shahih, tetapi menyalahi ratsm utsmani, menyalahi kaidah bahasa Arab, atau tidak terkenal di kalangan para ahli qira’at. Qira’at jenis ini tidak termasuk qira’at yang dapat diamalkan bacaannya.

Keempat; Syadz. Yaitu qira’at yang sanadnya tidak shahih.

Kelima; Maudhu’. Yaitu qira’at yang tidak ada asalnya.

Keenam; Mudarraj. Yaitu yang ditambahkan ke dalam qira’at sebagai penafsiran, seperti qira’at Ibnu Abbas.

Manna’ al-Qaththan menerangkan bahwa keempat jenis qira’at yang terakhir (ahad, syadz, maudhu’, dan mudarraj) tidak boleh diamalkan bacaannya. Lantas kemudian timbul pertanyaan, bagaimana dengan qira’at mutawatir dan masyhur? Jawabannya adalah boleh diamalkan. Hanya saja, yang boleh dibaca baik di dalam shalat maupun luar shalat adalah yang mutawatir saja, sedangkan qira’at yang masyhur tidak boleh.

Selanjutnya saya kan menuliskan tentang tujuh imam qira’at yang masyhur. Kata Manna’ al-Qaththan, Abu Bakar bin Mujahid menyebutkan secara khusus nama-nama mereka sebagai imam qira’at karena menurutnya mereka adalah ulama yang terkenal kuat hafalan, teliti, amanah, cukup lama menekuni dunia qira’at, serta telah disepakati untuk diambil dan dikembangkan qira’atnya.

Siapa saja mereka?

Yang pertama adalah Abu Amru bin al-A’la. Ia wafat di Kufah pada 154 H. Dua orang perawinya adalah Ad-Duri dan as-Susi.

Yang kedua adalah Ibnu katsir. Ia termasuk seorang tabi’in, dan wafat di Mekkah pada 120 H. Dua orang perawinya adalah al-Bazzi dan Qumbul.

Yang ketiga adalah Nafi’ al-Madani. Ia berasal dari Isfahan dan wafat d Madinah pada 169 H. Dua orang perawinya adalah Qalun dan Warsy.

Yang keempat adalah Ibnu Amir asy-Syami. Ia termasuk tabi’in dan wafat di Damaskus pada 118 H. Dua orang perawinya adalah Hisyam dan Ibnu Dzakwan.

Yang kelima adalah Ashim al-Kufi. Ia dari kalangan tabi’in dan wafat di Kufah pada 128 H. Dua orang perawinya adalah Syu’bah dan Hafsh.

Yang keenam adalah Hamzah al-Kufi. Ia dwafat di Hilwan pada tahun 156 H. Dua orang perawinya adalah Khalaf dan Khallad.

Yang ketujuh adalah al-Kisa’i al-Kufi. Ia wafat di Ranbawaih dalam perjalanan menuju Khurasan bersama Harun ar-Rasyid pada 189 H. Dua orang perawinya adalah Abul Harits dan Hafsh ad-Duri.

Hm..Baik, pada bagian akhir saya akan menuliskan tentang keberagaman qira’at yang shahih. O ya, perlu diingat, bahwa ketujuh Qira’at yang diriwayatkan oleh tujuh Imam Qira’at di atas termasuk yang shahih dan mutawatir.

Apa saja faedah dan fungsinya? Manna’ al-Qaththan menjelaskannya pada halaman 221 sampai 222. Tapi saya hanya akan menyebutkan poin-poinnya saja. Ada empat faedah dan fungsi dari keberagaman qira’at yang shahih. Yaitu menunjukkan terpeliharanya al-Quran dari perubahan dan penyimpangan, meringankan umat Islam dan memudahkan mereka untuk membaca al-Quran, bukti kemukjizatan al-Quran dari segi kepadatan makna, dan penjelasan terhadap apa yang mungkin masih global dalam qira’at lain.

Oke saudaraku, udah dulu ya. Semoga bermanfaat. :)



Surabaya, 27 November 2014

Rabu, 26 November 2014

Dari Majalah Hidayatullah

Tadi aku membaca majalah hidayatullah. Baca tentag rubrik kajian utama, kajian khusus, dan tulisan ustadz Abdurrahman Muhammad.

Untuk rubrik kajian utama, aku mendapati bahwa tulisan ini sangat penting, yaitu berbicara tentang peradaban Rabbani. Di masa sekarang ini, yang berkuasa adalah peradaban materi, bukan peradaban Rabbani.

Adapun untuk kajian khusus, aku mendapatkan pembahasan tentang liputan syiah di Sampang, Madura.  Ulama Madura dan secara umum MUI Jatim sudah menfatwakan bahwa syiah itu sesat. Begitu juga dengan NU Jatim. Tapi MUI pusat masih belum. Dalam tulisan tersebut aku juga mengetahui tentang IJABI atau ABI. Organisasi ini adalah organisasi syiah di Indonesia.

Sementara untuk yang tulisan ustadz Abdurrahman Muhammad, pimpinan umum Hidayatullah, aku mendapatkan ilmu tentang cara agar dicintai Allah. Caranya ialah dengan memperbanyak amalan sunnah.

Baiklah, semoga apa yang aku tuliskan ini bermanfaat. :)



Panceng, 14 Juni 2012

Tahukah Engkau?

Tahukah engkau, apa yang ada dalam kitab fiqih sunnah jilid satu yang ditulis oleh Sayyid Saabiq dan juga buku berjudul “Islam and Secularism” yang ditulis oleh Syed M. Naquib al-Attas? Alhamdulillah tadi aku membaca kedua buku tersebut. Tepatnya, untuk yang “fiqih sunnah” aku baca halaman 90 dan untuk yang “Islam and Secularism” aku baca halaman 100.

Dari aktivitas membacaku ini, aku mendapatkan ilmu yang luar biasa. Dulu, tatkala aku masih belajar di SMA, tepatnya ketika aku hendak shalat di musholla, seorang takmir menegurku karena tak pakai kopyah. Beliau juga menyertakan lembaran berisi tulisan berbahasa arab. Aku hanya mengangguk-angguk waktu itu walau pernah dapat penjelasan dari seseorang bahwa boleh tidak memakai kopyah sewaktu shalat. Akhirnya karena aku tak punya dalil dan tak pernah aku dapatkan penjelasan detail, perkara ini masih kabur bagiku.

Nah, tatkala aku tadi baca tulisan Sayyid Sabiq yang ditulis pada tahun 1994, tepatnya pada halaman 90 ini, aku mendapatkan penjelasan yang luar biasa. Di sana disebutkan, Ibnu Abbas menceritakan bahwa Rasul melepas kopyahnya tatkala shalat dan meletakkannya di depannya sebagai pembatas (satr). Nah, ini menunjukkan bahwa kita dibolehkan tidak menggunakan kopyah sewaktu shalat. Tidak haram, dan shalatnya sah. Selain itu ditambahkan penjelasan bahwa mazhab Hanafi menyatakan bahwa boleh tidak menggunakan penutup kepala atau kopyah saat shalat.

Alhamdulillah, aku mendapatkan ilmu yang luar biasa dari tulisan Sayyid Sabiq ini.

Sementara dari “Islam and Secularism” yang ditulis al-Attas pada halaman 98, aku mendapatkan penjelasan yang semakin mengukuhkan keyakinanku tentang kebenaran Islam.

Al-Attas menulis:
“According to the holy Quran the true religion was from the very beginning universal since it refers to one and the same universal God. It was this God. Who revealed to man the universal religion. But man gradually forgot and aberrations in religion became common among men so that from time to time God had to reveal the universal religion again and again through His prophets and messengers”.

Dari apa yang disampaikan al-Attas ini, semakin aku yakin bahwa Islamlah agama yang benar. Islamlah agama yang universal. Adapun agama-agama yang lain seperti Yahudi dan Kristen adalah agama sempalan. Kalau di zaman nabi Muhammad ini, agama sempalan yang muncul seperti ahmadiyah, lia eden, dan lain-lain. Adapun di zaman nabi Isa, agama sempalan yang muncul adalah Kristen. Sedangkan yahudi adalah agama sempalan pada zaman nabi Musa. Adapun nabi-nabi diutus oleh Allah dengan waktu yang berbeda-beda sebenarnya untuk memperbaiki dan memurnikan agama Islam (agama Allah) dari agama sempalan tersebut.

Nah, aku jadi punya anggapan atau semacam pemikiran bahwa; agama hindu, Budha, Konghucu, dan Majusi adalah agama sempalan di zaman nabi-nabi terdahulu . Adapun agama Islam adalah agama yang dianut oleh para nabi sejak nabi Adam sampai nabi Muhammad.

Oke, udaha dulu ya. Semoga bermanfaat :)


Panceng, 1o Juni 2012

Senin, 17 November 2014

Menjadi Dai yang Powerfull

Saudaraku, saya tadi baca buku tulisan pak Faqih Syarif yang berjudul “Menjadi Dai yang Dicinta”. Saya membaca halaman 50 sampai 56. Jadi tidak banyak. Tapi tidak mengapa. Walaupun Cuma 3 lembar, tapi apa yang ia tulis banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil.

Judul tulisan pada halaman tersebut adalah “Berlatih Meningkatkan Keahlian”. Jadi seorang dai harus punya keahlian yang bagus agar apa yang disampaikan kepada jama’ah bisa powerfull. Sebelum memberikan tips-tipnya, pak Faqih membuka tulisannya dengan sebuh hadits nabi. Begini bunyi hadits tersebut, “Sungguh Allah menyukai seorang mukmin yang mempunyai keahlian” (HR. Ath-Thabrani).

Ia pun mengemukakan sebuah hasil penelitian pada tahun 1993 yang dilakukan oleh 3 orang pakar yang dilakukan di Berlin Academy of Music. Apa hasil penelitian mereka? Untuk menjadi ahli/expert, seseorang harus mengalokasikan waktu untuk berlatih sebanyak 10.000 jam. Jadi selama 10.000 jam digunakan untuk berlatih secara terus-menerus dan disengaja untuk meningkatkan keterampilannya. Pertanyaannya, 10.000 jam itu berapa tahun? Kalau setiap hari kita mengalokasikan 3 jam setiap hari, maka kita butuh waktu 10 tahun. Ya, memang butuh waktu lama untuk menjadi expert/ahli. Tidak bisa instan sebagaimana mie instan. Hehe.

Kamis, 13 November 2014

Perda Syariah belum Menyentuh Ekonomi Syariah

Saudaraku, pada hari kamis kemarin (6/11/14), saya mengikuti sebuah acara seminar nasional yang diisi oleh orang-orang hebat dalam dunia ekonomi syariah. Ada Syafi’i Antonio, Adiwarman A. Karim, dan lain-lain.  Sponsornya pun tidak main-main, Bank Indonesia. Ya, sponsor utamanya adalah Bank Indonesia. Dan ternyata, agenda Bank Indonesia ini tidak hanya seminar, melainkan juga banyak agenda lainnya seperti lomba-lomba, bazar, dan lain-lain.

Namun kali ini saya hanya akan sedikit mengupas tentang apa yang disampaikan oleh Dr. Syafi’i Antonio. Tema yang ia sampaikan adalah “Ekonomi Syariah sebagai Solusi Permasalahan Ekonomi”.

Pakar ekonomi syariah Indonesia ini menyampaikan bahwa selama bertahun-tahun telah terjadi 32 krisis di dunia ini. Itu artinya ada permasalahan serius yang melanda sistem ekonomi dunia. “What happening with the System?”, katanya.

Sabtu, 08 November 2014

Tentang MEA dan Madrasah


Saudaraku, hari ahad kemarin saya mengikuti acara stadium general (perkuliahan umum) yang diadakan di STAIL (Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim) Pesantren Hidayatullah Surabaya. Temanya adalah, “Menyongsong Kebangkitan Ekonomi Berbasis Pesantren dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015”. Adapun pembicaranya adalah Dr. Iskandar Ritonga  M.Ag yang merupakan kaprodi ekonomi syariah UINSA (Universitas Negeri Sunan Ampel) Surabaya. Tahukah engkau sadaraku, beliau adalah dosenku di kelas. Beliau mengajar Metodologi Penelitian Ekonomi Islam.

Ia membuka seminar dengan menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan MEA. MEA adalah singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Adapun anggota ASEAN itu ada 10 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunai Darussalam, Filipina, Vietnam, Laos, dan Kamboja.

Tentang 10 Muharram

Saudaraku, tadi saya mengikuti acara Lailatul Ijtima’, sebuah acara pengajian di Surabaya. Pembicaranya adalah ust. Saefuddin Nawawi, salah satu da’i Hidayatullah Surabaya. Temanya adalah tentang 10 Muharram.

Ia menyampaikan tentang keutamaan berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Dalam  sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, katanya, Rasulullah menyampaikan bahwa barangsiapa berpuasa pada tanggal 10 bulan Muharram maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni.

Dari sini muncul pertanyaan, dosa-dosa yang dimaksud dalam hadits tersebut apakah dosa-dosa kecil saja atau semua dosa? Ust. Saefuddin kemudian menerangkan bahwa dosa-dosa yang dimaksud adalah dosa kecil. Sedangkan dosa-dosa besar hanya bisa dihapus dengan taubat. Adapun syarat taubat ada 3. Menyesal, minta ampun, dan tidak ingin mengulangi lagi.

Dalam ceramah yang disampaikan selama 45 menit, ia banyak menyampaikan tentang peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada bulan Muharram. Dari zaman Rasul sampai abad ini. Dari Madinah sampai Indonesia.

Jumat, 05 September 2014

Jangan Remehkan Niat!

Saudaraku, kemarin saya mengikuti khutbah Jum’at di masjid Aqshol Madinah, Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya. Khatibnya adalah ust. Faishal Haq M.Pd.I, dosen STAI Luqman Al-Hakim Hidayatullah Surabaya.

Ada beberapa poin dari khutbah beliau yang ingin saya tuliskan di sini. Khutbah beliau singkat dan  jelas. Saya kira itu bagian dari metode dakwah, bahwa  hendaknya tidak berlama-lama dalam berkhutbah. Karena, jama’ah masjid datang dari berbagai kalangan.

Pertama-tama ust. Faishal menyampaikan hadits dari Rasulullah Saw yang beliau imrovisasi. Yaitu, adanya 3 manusia yang pertama kali dihisab. Ditampakkan kepada mereka nikmat-nikmat yang telah Allah. Lalu ketiganya ditanya apa yang telah mereka lakukan di dunia dengan nikmat-nikmat itu.

Selasa, 02 September 2014

Benarkah Kisah dalam Al-Quran Hanyalah Dongeng?

Dari dulu, kaum muslimin percaya bahwa kisah dalam al-Quran merupakan sebuah fakta sejarah. Tidak mungkin kisah dalam al-Quran hanyalah dongeng yang kebenarannya masih dipertanyakan. Akan tetapi di zaman modern ini, ada seorang pelajar muslim yang memiliki kesimpulan bahwa sebagian dari kisah dalam al-Quran hanyalah mitos atau dongeng. Pelajar muslim ini bernama Ahmad Khalaf Allah, muslim asal Mesir yang lahir pada 1916. 
Kenapa Ahmad Khalaf Allah memiliki kesimpulan seperti itu? Tampaknya, Ahmad Khalaf ingin membela al-Quran atas serangan kaum orientalis terhadap al-Quran yang menyatakan bahwa dalam al-Quran terdapat mitos atau dongeng. Tapi sayangnya, bukan membantah pernyataan tersebut, Ahmad Khalaf justru mengamini pernyataan orientalis tersebut lalu mengatakan bahwa adanya dongeng atau mitos dalam al-Quran bukanlah sebuah aib. Menurutnya, adanya dongeng atau mitos dalam al-Quran merupakan bagian dari bentuk sastra yang rumit dan tinggi. 
Karena pemikirannya yang aneh dan kontroversial ini, ia dianggap telah menistakan agama terutama oleh para akademisi al-Azhar, Mesir. Pada tahun 1947, disertasi doktoralnya yang membahas tentang pemikiran kontroversialnya ini dinegasikan oleh pihak Universitas Fuad 1 (sekarang Universitas Kairo) untuk menyidangkan disertasinya.

Rabu, 13 Agustus 2014

Siapakah yang Berhak Menerima Zakat?

Seorang muslim layak dikatakan sebagai pemeluk agama Islam apabila 5 rukun Islam telah dilakukan. Bersyahadat, shalat, membayar zakat, berpuasa, dan berhaji jika mampu. Namun tidak sedikit yang kemudian terkesan menyepelekan sebagian dari rukun Islam tersebut. Misal, tidak mau membayar zakat. Padahal, di zaman Abu Bakar RA orang-orang yang enggan membayar zakat diperangi. Mengapa? Karena zakat adalah bagian dari rukun Islam yang posisinya sangat fundamental, dan orang yang menyepelekan rukun Islam terancam menjadi murtad dan kafir. Maka dari itu, seorang muslim wajib membayarkan zakatnya; baik zakat fitrah atau zakat maal kepada yang berhak mendapatkan. Pertanyaannya, siapakah orang-orang yang berhak menerima zakat?

Selasa, 12 Agustus 2014

Masih Mau Meninggalkan Dakwah?

Manusia adalah makhluk yang sering salah, lupa dan terombang-ambing. Terkadang berada dalam posisi positif dan baik, namun juga terkadang dalam posisi negatif dan jelek. Dari situ kemudian dibutuhkan kegiatan saling mengingatkan agar kembali ke jalan yang lurus. 


Pertanyaannya, siapakah yang akan mengingatkan? Siapakah yang akan menunjukkan ke jalan yang lurus? Siapakah yang akan mengarahkan ke alamat yang benar? Jawabannya adalah para da’i. Namun jangan salah, mereka yang disebut da’i  bukan hanya ustadz atau kiai. Yang disebut da’i adalah siapa saja yang melakukan kegiatan atau aktivitas seorang da’i. Jadi siapapun bisa disebut da’i, termasuk anak kecil sekalipun. Bahkan, bagi yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka harus menjadi da’i. Rasulullah Saw bersabda, “ballighuu ‘annii walau aayah”. “Sampaikanlah (dakwah) walau hanya satu ayat” (Al-Hadits). Perintah Rasulullah Saw ini bersifat umum, siapapun, tidak hanya ustadz atau kiai. Jadi, kita semua (muslim) adalah da’i.


Namun biasanya banyak di antara kita yang kemudian enggan berdakwah dengan alasan dirinya belum baik dan belum layak menjadi da’i. Ada juga yang beralasan takut terkena ayat 2-3 dari surat Ash-shof. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang kalian tidak lakukan. Sungguh besar kebencian di sisi Allah. Kalian mengatakan apa yang kalian tidak lakukan”.

Sabtu, 19 Juli 2014

Panggilan Allah atau Panggilan Kerja?


Saudaraku, alhamdulillah akhirnya saya nulis lagi di sini. Saya berharap, semoga tuisan yang saya posting di blog ini bermanfaat; tidak hanya untuk saya, tapi juga untuk orang lain. Amiin.

Saudaraku, beberapa hari terakhir saya mengikuti kajian majlis ta’lim ramadhan yang diisi oleh ust. Abdurrahman. Beliau adalah perintis pondok pesantren Hidayatullah Surabaya. Adapun saat ini, amanah beliau adalah ketua pembina pondok pesantren Hidayatullah Surabaya.

Ada banyak hal yang saya dapatkan dari beliau, yang menurut saya sangat inspiratif. Misalnya penjelasan beliau bahwa kita ini masih sering dikuasai oleh hawa nafsu, bahkan di bulan ramadhan. Kita masih belum menguasai diri kita seutuhnya. Kita juga selalu punya alasan untuk tidak baca Quran, shalat berjama’ah, mengajar dengan serius, dan lain-lain. Selalu dan selalu punya alasan.

Dan memang menurut beliau, ada 2 hal penting yang harus kita jadikan muhasabah dalam diri. Yang pertama adalah yang tadi, yaitu kita selalu punya alasan. Adapun yang kedua, kita masih suka pilih-pilih. Apa maksudnya? Maksudnya adalah, kita lebih memilih pekerjaan yang hawa nafsu suka dari pada apa yang Allah inginkan. Nah, lagi-lagi nafsu yang berbicara di sini.

Sabtu, 15 Februari 2014

Meraih Kesuksesan dengan Istighfar




“Ustadz, saya ingin menjadi pengusaha sukses, tapi bangkrut terus. Tolong kasih saya resep ustadz”, pinta seorang laki-laki dengan nada lirih. Laki-laki ini adalah tipe orang yang pekerja keras. Berulangkali dia mencoba mengais keuntungan dalam dunia bisnis, tapi selalu gagal. Walau tak pernah menyerah dan selalu bangkit, usahanya tak kunjung menuai hasil. Akhirnya ia mengadukan permasalahannya kepada salah aseorang ustadz di Jakarta.

“Untuk menjadi pengusaha sukses itu gampang. Coba contreng dulu nih, daftar dosa yang pernah ente lakukan”, kata sang ustadz sambil menyodorkan kertas berisi 10 macam dosa besar. Sang ustadz bermaksud menyampaikan kepada laki-laki tersebut bahwa dosa yang kita lakukan berpengaruh besar pada kesuksesan.
……….
Di dunia yang serba materialistis, serta adanya genpuran paham nihilisme, materialisme dan ateisme; keyakinan bahwa ada kaitan antara dosa dan kesuksesan semakin menyusut. Namun bagi yang selamat imannya, ia akan meyakini bahwa terdapat korelasi yang kuat antara keduanya. Dengan logika iman, misalnya, adanya gempa di suatu daerah memiliki hubungan erat dengan dosa yang dilakukan penduduk tersebut. Tentu, loguka iman ini hanya dimiliki oleh prang-orang beriman. Namun bagi mereka yang berpaham materialism, sama sekali tak ada kaitannya.

Tentang Angle Tulisan




Saudaraku, saya tadi membaca buku tulisan Zulhasril nasir, Ph.D yang berjudul “Menulis untuk Dibaca: Feature dan Kolom”.

Ada satu hal yang saya dapatkan, yaitu tentang angle. Selama ini saya tahunya angel itu adalah sudut pandang. Ternyata, ada pengertian yang lebih mendalam. Angel itu lebih sempit daripada gagasan. Misalnya kalau diibaratkan, gagasan itu barang pecah belah, sedangkan angle itu adalah keramik.

Lalu, penulis menyarankan agar angle yang kita tulis adalah baru dan penting diketahui pembaca. Kalaupun mungkin gagasannya sudah ada yang menulis, maka kita menulis gagasan pengembangan atau angle yang belum diambil oleh orang lain.

Oke, semoga bermanfaat. :)



Rabu, 6 Juni 2012

Tidak Ada Kata Pensiun



Saudaraku, aku mau nulis lagi. Tapi mungkin Cuma dikit. Ini berdasarkan apa yang aku baca di majalah mulia, majalah milik BMH (Baitul Mal Hidayatullah) edisi Juni 2012. Tepatnya, pada rubric konsultasi keuangan yang diasuh oleh ust. Iman Supriono.

Ia menuliskan bahwa tidak ada kata pension bagi orang mukmin. Rasul dan para sahabat telah mencontohkannya. Pun, termasuk PNS maupun pegawai swasta. Tidak ada kata pensiun.

Nah, bagi orang-orang yang biasanya memiliki masa pensiun untuk bekerja, maka hendaknya siap-siap membiasakan diri bekerja hal lain sebelum dating masa pensiun. Dan, hendaknya banyal-banyak menabung. 

Ya, itulah saudaraku. Mungkin sedikit yang aku tulis tapi insyaAllah bermanfaat.



Rabu, 6 Juni 2012

Tentang Gaza



Saudarku, kali ini saya akan menuliskan sedikit apa yang saya baca di majalah hidayatullah edisi Juni 2012. Saya akan menyorot tulisan tentang Gaza, tentang Palestina, tentang kebiadaban zionis Israel.

          Dari tulisan yang ditulis oleh relawan Sahabat al-Aqsha tersebut, aku mengetahui lebih mendalam tentang kekejaman zionis. Aku juga bisa ikut merasakan penderitaan masyarakat Palestina walaupun tidak secara langsung.

          Penulis mengedepankan penderitaan nelayan dan petani di sana. Tidak sedikit nelayan Palestina yang tertembak mati ataupun penuh dengan luka hanya karena mereka berlayar lebih dari sekian kilometer. Pemerintah zionis Israel memang memberlakukan aturan baru sejak Ghalid Shalit, salah seorang tentara Israel ditahan oleh mujahidin Palestina. Dampak dari itu, penghasilan para nelayan berkurang bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti biasanya.

          Begitu juga petani. Tanah mereka berulangkali dibombardir. Akan tetapi, para petani tetap menanami sawah mereka. Bahkan salah satu informan yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka akan terus menanami sawah mereka walaupun tentara zionis terus memborbardir, sekalipun akan menyirami tanaman mereka dengan air darah.