“Ustadz, saya ingin menjadi pengusaha sukses, tapi
bangkrut terus. Tolong kasih saya resep ustadz”, pinta seorang laki-laki dengan
nada lirih. Laki-laki ini adalah tipe orang yang pekerja keras. Berulangkali
dia mencoba mengais keuntungan dalam dunia bisnis, tapi selalu gagal. Walau tak
pernah menyerah dan selalu bangkit, usahanya tak kunjung menuai hasil. Akhirnya
ia mengadukan permasalahannya kepada salah aseorang ustadz di Jakarta.
“Untuk menjadi pengusaha sukses itu gampang. Coba
contreng dulu nih, daftar dosa yang pernah ente lakukan”, kata sang ustadz
sambil menyodorkan kertas berisi 10 macam dosa besar. Sang ustadz bermaksud
menyampaikan kepada laki-laki tersebut bahwa dosa yang kita lakukan berpengaruh
besar pada kesuksesan.
……….
Di dunia yang serba materialistis, serta adanya
genpuran paham nihilisme, materialisme dan ateisme; keyakinan bahwa ada kaitan antara
dosa dan kesuksesan semakin menyusut. Namun bagi yang selamat imannya, ia akan
meyakini bahwa terdapat korelasi yang kuat antara keduanya. Dengan logika iman,
misalnya, adanya gempa di suatu daerah memiliki hubungan erat dengan dosa yang
dilakukan penduduk tersebut. Tentu, loguka iman ini hanya dimiliki oleh
prang-orang beriman. Namun bagi mereka yang berpaham materialism, sama sekali
tak ada kaitannya.
Begitu pula apabila upaya meraih kesuksesan
dihubung-hubungkan dengan dosa yang kita miliki, maka bagi mereka sama sekali
tidak nyambung.
Adapun bagi muslim sejati, jikalau keterangan
tersebut memang ada di al-Quran maupun hadits, maka tidak ada alasan untuk
tidak meyakininya. Hatinya yakin. Pandangannya jauh ke depan menembus alam metafisis,
suatu hal yang tidak terpikirkan oleh mereka para pemuja materi.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Daud, Rasul Saw pernah bersabda, “Barangsiapa memperbanyak istighfar, maka
Allah akan membebaskannya dari kedukaan dan memberinya jalan keluar dari
kesempitan serta memberinya rizki dari arah yang tidak disangkanya”.
Dari hadits ini dapat diketahui bahwa dosa
merupakan salah satu penyebab terhambatnya kesuksesan kita. Buktinya, kita
disuruh untuk meminta ampunan kepada
Allah atas dosa-dosa kita agar kita diberi rizki-Nya berupa kesuksesan. Maka
dari itu, perlu kiranya kita beristighfar, meminta ampun kepada Allah jika kita
mau sukses.
Dalam hal ini, penting kiranya kita merenungi apa
yang disampaikan oleh ustadz Yusuf Mansur, dalam salah satu tausiahnya. Ia
menyampaikan bahwa hal pertama yang harus kita lakukan adalah bertaubat kepada
Allah. Urusan sukses, urusan solusi dari masalah, itu gampang. Itubelakangan.
Yang penting taubat dulu, istighfar dulu. Ia menjelaskan hal ini dengan
menyebutkan firman Allah dalam surat At-Tahrim (66) ayat 88:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabb kamu akan
menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga”.
Ia menerangkan, bahwa ketika kita bertaubat dengan
sebenarnya, yang pertama kali Allah akan berikan adalah ampunan. Kalau Allah
sudah memberikan ampunan, maka selanjutnya Allah akan memberikan surga-Nya. “Surga”
untuk pemimpi pengusaha sukses, akan diberi kesuksesan dalam usahanya, pemimpi
dokter akan lulus belajar di sekolah kedokteran, dan seterusnya.
So, barangsiapa yang ingin sukses beristighfarlah
sebanyak-banyaknya.
Kamis, 7 Juni 2012
0 komentar:
Posting Komentar