Akhir-akhir ini di Indonesia sedang ramai dengan isu penistaan al-Quran
yang dilakukan salah gubernur Jakarta yang non muslim. Maka menanggapi itu,
umat muslim tumpah ruah turun ke jalan melakukan aksi damai untuk menuntut
aparat agar memenjarakan sang penista. Aksi tersebut disebut sebagai aksi bela
Islam atau bela al-Quran.
Aksi bela Al-Quran ini dilakukan sebanyak tiga kali. Pertama, dilakukan
pada bulan Oktober, lalu yang kedua dilakukan pada 4 November 2016 (411) dan
yang ketiga dilakukan pada tanggal 2 Desember 2016 (212). Peserta aksi bela al-Quran yang
pertama hanya ribuan, namun pada aksi kedua dan ketiga mencapai angka jutaan.
Bahkan aksi ketiga ini dua atau tiga kali lipat dari yang kedua. Walaupun ada
perdebatan terkait jumlah berapa orang yang ikut dalam aksi ini.
Nah, ada satu hal penting yang saya ingin tuliskan di sini terkait
pembelaan terhadap al-Quran. Hal ini saya dapatkan ketika saya melakukan
penyimpulan dari apa yang disampaikan para para da’i yang memberikan tausiyah
pada aksi bela Islam yang ketiga (212) seperti Habib Riziq, Aa Gym, dan ustadz
Arifin Ilham.
Peristiwa ini merupakan bentuk teguran Allah kepada umat Islam untuk
membela al-Quran yang merupakan kalam-Nya. Dan, bentuk pembelaan terhadap
al-Quran tidak hanya sekedar menuntut keadilan terhadap sang penista al-Quran.
Namun, lebih jauh lagi, hendaknya menjadi bahan renungan dan intropeksi bagi
umat Islam dalam berinteraksi dengan al-Quran.
Hendaknya, pembelaan al-Quran
ini ditindaklanjuti dengan berusaha memperbanyak membaca al-Quran, mempelajari
isinya, mentadabburinya, mengamalkannya, menghafalnya, dan mengajarkannya.
Itulah bentuk pembelaan al-Quran yang hendaknya dilakukan oleh kaum muslimin.
Semoga kita bisa membela al-Quran dengan sebaik-baiknya. Amiin.
Surabaya, 7 Desember 2016
0 komentar:
Posting Komentar