Sabtu, 29 Agustus 2015

Agar Tidak Sombong

Saudaraku, tadi ustadz Huda selaku ketua STAIL (Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim) Surabaya memberikan tausiyah kepada calon mahasiswa  baru. Saya tertarik untuk menuliskan apa yang beliau sampaikan di sini.

Beliau menyampaikan tentang bahaya thagha’ alias sombong. Sombong ini, kata beliau, adalah karakter atau sifat yang berbahaya. Bisa menimpa siapa saja. Ada beberapa hal yang menyebabkan orang sombong. Yaitu kekayaan, wajah yang tampan atau cantik, ilmu, keshalehan, dan kekuasaan. Padahal, siapa yang memberikan itu semua? Allah. Allah Sang Penguasa Alam adalah zat yang menyebabkan semua itu ada.

Harta yang banyak dan uang yang melimpah adalah milik-Nya. Kalau Allah berkehendak, maka harta itu bisa diambil-Nya hingga lenyap seketika.

Wajah yang tampan atau cantik menyebabkan seseorang sombong. Padahal, yang menyebabkan dia tampan adalah Allah Yang Maha Indah. Dia hanya memberikan sedikit saja keindahan yang Dia miliki. Kalau Allah berkehendak, ketampanan dan kecantikan itu bisa sirna.

Begitu juga dengan ilmu. Mungkin orang akan berkata kepada orang yang menegur bacaan al-Qurannya, “Eh, siapa kamu. Hafal Quran saja belum”. Atau seorang pengajar yang dikoreksi oleh muridnya lalu berkata, “Kamu itu tahu apa”. Begitulah kalau orang tidak sadar bahwa ilmu yang dia miliki hanyalah sedikit dan itu adalah pemberian Allah. Allah adalah Al-‘Alim, Sang Pemilik Ilmu. Manusia tak layak sombong lantaran hanya diberi sedikit ilmu oleh-Nya.

Selanjutnya tentang keshalehan. Nah, ini dia nih yang banyak orang tidak sadar. Merasa dirinya shaleh dan suci sehingga memandang remeh orang-orang yang suka bermaksiat. Karena dirinya suka tahajjud, shalat berjama’ah 5 waktu di masjid dan tepat waktu, rajin baca al-Quran, dan sebagainya. Ketika berpapasan dengan orang yang suka bermaksiat hatinya berkata, “Ahli neraka nih, ahli neraka. Kalau saya orang shaleh, orang suci”. Padahal, yang menyebabkan dia bisa shalat, baca al-Quran, dan lain-lain adalah Allah. Tak pantas dia memandang remeh orang lain. Dia merasa dirinya shaleh, padahal boleh jadi dia pernah berbuat dosa yang sampai sekarang tak diampuni oleh Allah. Dia merasa dirinya suci, padahal bisa jadi hatinya kotor dan najis. Tidak layak baginya merasa lebih baik dari orang lain.
Kekuasaan juga begitu. Kekuasaan hanya milik Allah. Dialah al-Malik, Sang Pemilik Kekuasaan. Tak boleh seseorang memandang sebelah mata kepada bawahannya, karena dirinya bukan siapa-siapa di hadapan Allah.

Pertanyaannya, bagaimana solusi agar terhindar dari sombong? Orang sombong memiliki hijab dalam dirinya sehingga dia tidak mampu melihat dirinya sendiri. Nah, hijab ini harus dihancurkan, sehingga bisa mengetahui siapa dia sebenarnya. Dia adalah makhluk Allah yang diberikan sedikit kelebihan oleh-Nya. Allahlah penyebab semua itu. Sewaktu-waktu bisa diambil oleh-Nya. Alhamdu-lillah. Segala macam bentuk pujian hanyalah milik Allah. Hanya Dia yang pantas dipuji. Manusia tidak sama sekali.

Hm...baiklah, itu saja dulu. Semoga bermanfaat apa yang beliau sampaikan. Kata-kata diatas dibuat oleh saya, tapi berdasarkan apa yang saya dapatkan dari beliau.

O ya, sebelum saya sudahi tulisan ini, saya ingin menuliskan status facebook dari seseorang yang pernah saya baca. Begini bunyinya, “Merasa lebih baik dari orang lain adalah kotoran berpenyakit yang setiap harus dibuang ke tempat sampah”. Jadi, kesombongan itu bisa muncul setiap hari. Maka dari itu, kita harus berusaha agar setiap hari kita rajin membuangnya ke tempat sampah.

Semoga bermanfaat. J



Surabaya, 27 Agustus 2015

0 komentar:

Posting Komentar