Rabu, 06 Januari 2016

Syukur


Kalau ada orang yang tak mau mengucapkan terima kasih kepada yang membantunya, disebut sebagai orang yang tak tahu berterimakasih. Lantas bagaimana dengan orang yang tak bersyukur kepada Allah, dia disebut apa? Orang yang tak tahu bersyukur?

Saudaraku, sungguh besar nikmat Allah yang berikan. Tak mampu kita menghitungnya. Tak mampu kita merinci dengan detail, apa saja nikmat yang Allah berikan. Jika kita membeli buku yang sangat tebal, lalu kita tulis satu persatu apa saja nikmat yang Allah berikan, maka buku itu tidak akan muat. Kalaupun  ada banyak buku yang diberikan kepada kita, maka tetap tidak akan muat sekalipun jumlah buku itu sebanyak jumlah manusia, sejak nabi Adam hingga akhir zaman. 

Saudaraku, selain tidak bisa dihitung, nikmat juga tidak bisa kita sadari dengan rasa sadar yang teramat tinggi sebelum kita kehilangan nikmat itu. Setelah Allah mencabut salah satu nikmat yang Allah berikan, baru kita sadar sesadar-sadarnya bahwa nikmat Allah tersebut sungguh sangat besar dan begitu bermanfaat untuk kita.

Lantas, seperti apa konsep syukur yang benar? Konsep syukur yang benar adalah perasaan terima kasih yang teramat besar dalam hati. Lalu setelah itu diungkapkan dengan lisan berupa ucapan “alhamdulillah”. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah bersyukur dengan melakukan ketaatan kepada Allah. Bersyukur dengan karya yang kita persembahkan untuk ummat. Syukur yang dinamis, bukan statis.

Apakah kita sudah termasuk orang yang suka bersyukur? Atau, apakah kita termasuk orang-orang yang jarang bersyukur? Atau, jangan-jangan kita termasuk orang-orang yang mengingkari nikmat-nikmat yang Allah berikan? Hm...Semoga kita mampu menjadi pribadi-pribadi bersyukur, baik dengan hati, lisan, ataupun dengan ketaatan. Amiin.



Surabaya, 6 Januari 2016









0 komentar:

Posting Komentar