Semua yang hidup pastilah berkembang. Manusia, hewan, dan tumbuhan pasti berkembang. Ada perubahan dari kecil ke besar, dari pendek ke panjang, dan dari rendah ke tinggi.
Perkembangan
ini biasanya akan jelas terlihat pada perubahan fisik. Sebuah pohon kelapa
tidak akan langsung menjadi pohon yang tinggi menjulang. Ia dimulai dengan
tunas yang tumbuh dari buah kelapa. Setelah ditanam ke dalam tanah, mulailah
perlahan-lahan pohon itu membesar dan meninggi. Begitu juga dengan hewan.
Begitu juga dengan manusia.
Namun
khusus untuk manusia, ada perbedaan dengan hewan dan tumbuhan. Pada diri
manusia, pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya terjadi pada fisik. Lantas
apa?
Pertumbuhan
dan perkembangan pada manusia juga melibatkan emosional, intelektual, kemampuan
berbahasa, kemampuan menganalisa, dan lain-lain. Misalnya ketika manusia masih
berupa bayi dia tidak bisa bicara, namun ketika besar dia pandai ber cas cis
cus. Ketika kecil seseorang dikenal sosok pemalu, namun seiring berjalannya
waktu dia bisa saja mampu tampil percaya diri di khalayak ramai.
Contoh
perkembangan lainnya adalah pada peningkatan ilmu. Ketika kecil, kita belum
bisa membaca. Kita belum tahu huruf a, b, c, sampai z. Kita belum bisa
merangkai huruf-huruf tersebut menjadi kata dan kalimat yang memiliki makna
tersendiri. Barulah setelah masuk SD kita mampu membaca dengan baik. Tentunya
ada perkembangan di sini, dari tidak bisa membaca menjadi mampu membaca.
Dari
fakta tersebut dapat diketahui bahwa
manusia memang diciptakan untuk terus berkembang dalam semua aspek,
tidak hanya aspek fisik saja sebagaimana hewan dan tumbuhan. Maka dari itu
ketika tidak ada perkembangan dalam diri kita, kita harus megevaluasi diri dan
kalau perlu merenung sejenak. Mengapa kita kok begini-begini aja. Mengapa tidak
ada perkembangan dalam diri. Mengapa ilmu, karya, finansial, keahlian dalam
bidang tertentu dan hal-hal lainnya tidak mengalami perkembangan.
Setelah
mengevaluasi diri, hendaknya kita membuat program-program pribadi yang akan
menjadikan diri kita berkembang. Program-program pribadi itulah yang akan
menjadi acuan kita dalam meningkatkan diri.
Kita
berharap agar kita bisa mengembangkan diri dalam aspek-aspek tertentu dalam
hidup kita. Karena kalau tidak ada pertumbuhan dan perkembangan dalam diri,
maka hidup kita patut dipersoalkan. Mengapa perlu dipersoalkan? Karena
ciri-ciri hidup adalah bertumbuh dan berkembang.
Kalau
tak bertumbuh dan tak berkembang, maka itu pertanda tak ada kehidupan dalam
kita. Kalau sudah begitu, sebagaimana disampaikan Imam Syafi’i, kita layak
ditakbirkan 4 kali lantaran sudah mati. Kita sudah layak dianggap mayat
berjalan. Hidup tapi mati. Bernyawa namun divonis meninggal. Apa kita mau
menjadi makhluk yang menakutkan seperti itu?
Surabaya,
10 Januari 2016






0 komentar:
Posting Komentar